CHINA, oborsumatra.com – Sekitar 80 ribu pendatang terjebak di Sanya, sebuah kota wisata yang terletak di Pulau Hainan, China akibat kebijakan lockdown oleh Pemerintah China.
Hal tersebut dilakukan imbas angka kasus Covid-19 kembali meningkat di wilayah tersebut. Kenaikan kasus itu muncul di tengah puncaknya musim liburan yang membuat jumlah pendatang ke pulau yang disebut-sebut sebagai Hawaii-nya China membludak.
Wakil Walikota Sanya He Shigang mengatakan sekitar 80 ribu turis masih berada di kota.
Sebab, semua orang yang saat ini berada di Sanya, termasuk orang-orang yang mengunjungi kota tersebut untuk berlibur sejak 23 Juli lalu, tidak diperbolehkan meninggalkan provinsi Hainan setelah pukul 6 sore waktu setempat pada Sabtu (7/8).
Menurut otoritas setempat, pemerintah kota telah memberhentikan semua bentuk transportasi agar mobilitas warga dan turis dalam kota dapat dibatasi mulai Sabtu pagi. Turis yang terdampar diharuskan tinggal di sana selama tujuh hari dan melakukan lima tes Covid-19 sebelum pergi.
Menurut data dari perusahaan pelacak penerbangan Variflight, lebih dari 80 persen penerbangan yang seharusnya berangkat dari Sanya dibatalkan pada Sabtu (6/8). Tak hanya itu, semua perjalanan kereta yang berangkat dari Sanya ikut dibatalkan
Dalam konferensi pers, pihak pemerintah kota Sanya mengaku telah menyadari ketidaknyamanan yang terjadi pada wisatawan dan berjanji untuk melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah itu. Termasuk dengan membereskan pembatalan pemesanan perjalanan dan menawarkan diskon setengah harga untuk menginap di hotel bagi wisatawan yang terdampar di Sanya.
Menurut pejabat setempat, kota itu terbagi menjadi zona risiko tinggi dan menengah, dengan langkah-langkah pengendalian bervariasi tergantung tingkat risiko. Seluruh kota sedang berada dalam lockdown hingga angka Covid-19 dapat dikendalikan. Memang, kota yang terletak di ujung selatan pulau Hainan itu telah mencatat 827 kasus antara 1 Agustus sampai Sabtu (6/8) tengah malam, termasuk 240 kasus yang dikonfirmasi dan 173 infeksi tanpa gejala.
Total kasus tersebut menjadi wabah yang paling parah di China, yang melaporkan total 736 kasus lokal yang dikonfirmasi dan tanpa gejala secara nasional untuk hari itu. Otoritas provinsi Hainan juga mengumumkan rencana pengujian asam nukleat di seluruh provinsi, karena tingginya angka kasus yang terdeteksi di bagian lain pulau itu.
Langkah-langkah terbaru datang di tengah ekonomi China yang masih berjuang di bawah kebijakan ‘nol-Covid’ yang bertujuan untuk menekan penyebaran infeksi melalui lockdown, pengujian massal, dan pengendalian perbatasan yang ketat.