BPS Provinsi Sumsel Rilis Kemiskinan Ekstrem Sumsel Turun 1,41%, IPM Naik pada Level 70,90
PALEMBANG, oborsumatra.com – Upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dibawah kepemimpinan Gubernur H Herman Deru dengan Wakil Gubernur (Wagub) H Mawardi Yahya (HDMY) dalam menurunkan kemiskinan ekstrem patut diacungi jempol.
Satu minggu menjelang purna tugas sebagai pasangan Gubernur dan Wagub Sumsel Periode 2018- 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel merilis kemiskinan ekstrem di Provinsi Sumsel turun tajam menjadi 1,41% pada tahun 2023. Jika dibanding sebelumnya 3, 19 % pada tahun 2022.
Kepala BPS Provinsi Sumsel Wahyu Yulianto, M.Si ketika dibincangi usai audensi dengan Gubernur Herman Deru di Griya Agung, Jumat ( 22/9) pagi, mengartikan penurunan kemiskin ekstrem Sumsel hampir 50 persen dibawah kepemimpinan Gubernur Herman Deru dan Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya.
“Instrumen pendukungnya ada pendekatan Bapak Gubernur melalaui bantuan-bantuan yang tepat sasaran, kemudian program GSMP dengan memberdayakan mereka, mengurangi beban konsumsi,” jelasnya.
Selain turunnya kemiskinan ekstrem yang tidak kalah pentingnya adalah, naiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumsel yang dari dulu kelasnya hanya kelas yang sedang dibawah angka 70, sekarang sudah ke level tinggi yakni 70,90.
“Memang IPM itu adalah satu indikator yang multidimensi, berbeda seperti pertumbuhan ekonomi bisa melaju tinggi gitu, kalau IPM itu jangka panjang. Untuk menaikkan satu poin saja, Wah itu butuh effort (upaya) yang besar dari pemerintah daerah,” tuturnya.
Wahyu menyebut komponen yang menaikkan IPM Provinsi Sumsel salah satunya adalah komponen kesehatan, pendidikan dan kemudian ekonomi.
“Dari sisi ketiganya berjalan beriringan tidak mau sendiri-sendiri, dari sisi angka harapan hidup juga meningkat, dari sisi harapan lama sekolah kita sudah pada level D1, kemudian tingkat pendapatan perkapitanya masyarakat meningkat. Jadi tiga komponen yang perlu dipahami, kita tidak bisa kalau menggerakkan IPM hanya pada satu sisi dimensi saja ini harus bergerak sama-sama,” katanya.
Lebih lanjut Wahyu menerangkan, pertumbuhan ekonomi Sumsel juga mengalami peningkat signifikan 5,24 %. Sedangankan pertumbuhan ekonomi Nasional 5,11% itu artinya Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumsel melampaui nasional, dan untuk Se-Sumatera, Provinsi Sumsel paling tinggi.
“Pertumbuhan ekonomi juga termasuk tertinggi di atas nasional, dan juga bahkan di Sumatera kita paling tinggi,” paparanya.
Dijelaskan, hasil sensus pertanian mengidentifikasi ada 1,6 juta rumah tangga petani dan dalam satu rumah tangga petani itu bisa menggerakkan atau mengelola dua unit usaha, yang relevan dengan diangkatnya 2000 Tenaga Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP) oleh Gubernur H Herman Deru.
“Berdasarkan hasil pertanian sudah bisa mengembangkan usahanya jadi dua hasil, atau petani yang juga menjadi entreprenuer tanpa meninggalkan pekerjaannya sebagai petani,” tandasnya.
Sementara Gubernur Provinsi Sumsel H. Herman Deru mengaku bangga upaya yang telah dilakukan Pemprov Sumsel 5 tahun terakhir berhasil menurunkan kemiskinan ekstrem di Sumsel.
“Good news betul ini, ini merupakan legacy bagi pelaku pemerintahan, dan ini juga akan menjadi sprit bagi masyarakat, saya nonstop kelapangan itu berarti tidak salah terapi,” katanya.
Herman Deru menegaskan sudah ada pradigma perubahan pengembangan petani utuh atau original, menjadi petani berjiwa entreprenuer yang relevan dengan diangkatnya 2000 PPEP.
“Artinya betul kita tidak salah terapi Dari 1,2 menjadi 1,6 juta berprofesi petani, yang tidak meninggalkan profesi petani, tapi mengembangkan komoditasnya produksinya. Ini sangat keren, terimakasih saya sampaikan untuk semua unsur elemen masyarakat, bersama-sama kita membawa Sumsel Maju untuk Semua,” tandasnya. (Lid)