Herman Deru Ajak Ponpes Mansyaul Huda Dongkrak Kualitas Pendidikan Agama di Muara Enim

banner 468x60

MUARA ENIM | Masih dalam  agenda kerjanya di Kabupaten Muara Enim, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru melakukan peletakan batu pertama pembangunan pondok pesantren Mansyaul Huda yang berada Dusun II Desa Lecah Kecamatan Lubai Ulu Kabupaten Muara Enim, Minggu (28/3).

Pembangunan tersebut guna mendongkrak mutu pendidikan pesantren tersebut dalam mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlak di Kabupaten Muara Enim.

“Peningkatan pesantren ini harus dibarengi juga dengan peningkatan mutu pendidikannya agar generasi penerus bangsa di Muara Enim ini nantinya semakin berkualitas,” kata Herman Deru.

Menurut Herman Deru, dalam pengembangan pesantren tersebut, tidak harus dilakukan secara sekaligus.

“Jika belum bisa membangun enam lokal kelas, kita bisa membangun tiga lokal kelas dulu dan selanjutnya dilakukan secara bertahap. Namun yang pasti, pendidikan jangan sampai terhenti karena pembangunan ini. Jam belajarnya bisa diatur,” tuturnya.

Meski demikian, dia memastikan, Pemprov Sumsel tentu akan mengambil peran dengan mendukung pembangunan pesantren yang ada di pemukiman penduduk tersebut dengan syarat progras pembangunannya harus terus dilaporkan.

“Tentu Pemprov Sumsel maupun Pemkab Muara Enim akan mendukung pembangunan pesantren ini. Namun progresnya harus dilaporkan sehingga kita tahu apa saja kekurangannya,” terangnya.

Selain itu, dia juga meminta agar sistem pembelajaran agama di pesantren tersebut tetap mengikuti kondisi perkembangan terkini sehingga ilmu yang didapat para bukan hanya ilmu agama namun juga ilmu pengetahuan umum.

“Artinya selain santri nantinya memiliki akhlak mulia, santri juga dapat menerapkan ilmu yang dimilikinya ke berbagai bidang,” tegasnya.

Diketahui, Desa Lecah sendiri berada di ujung Kabupaten Muara Enim yang berbatasan dengan Kabupaten OKU. Sama seperti beberapa desa lainnya, perekonomian penduduk Desa Lecah mengandalkan perkebunan karet.

“Kita bersyukur saat ini harga karet sudah cukup tinggi. Hal itu karena negara lain memutuskan lockdown dan berhenti sementara waktu untuk produksi karet akibat covid-19,” sambungnya.

Hal itu, lanjutnya, dapat dijadikan momen oleh para petani karet di Sumsel untuk melakukan peningkatan mutu sehingga ketika negara tetangga kembali melakukan produksi, karet Sumsel bisa lebih unggul.

“Disinilah peran perusahaan perkebunan di Sumsel. Berikan edukasi kepada petani karet ini untuk meningkatkan mutu. Ini juga dikoordinasikan dengan Pemkab maupun Pemprov, karena kita memang ada program bibit,” ucapnya.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Mansyaul Huda Ustad Rian Firdaus mengatakan, pengembangan pondok pesantren tersebut saat ini sudah selayaknya.

“Apalagi kita disini telah memiliki berbagai jenjang pendiidikan seperti SD, SMP, dan SMA Islam. Tentu pengembangan itu harus dilakukan untuk menampung banyaknya anak didik,” katanya.

Diapun mengapresiasi langkah Gubernur Herman Deru yang telah cepat tanggap memberikan bantuan untuk pengembangan pondok pesantren tersebut. Bahkan dengan adanya bantuan tersebut, dia meyakini pesantren tersebut dapat mencetak generasi muda yang berkualitas baik di bidang agama maupun di bidang lainnya.

“Bantuan ini tentu sangat bermanfaat bagi kami. Ini menandakan pemerintah tidak tinggal diam untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama. Kami juga tentu akan mendorong setiap program dan kebijakan dari pemerintah,” pungkasnya.

Dalam kesempatan, Herman Deru memberikan berbagai bantuan untuk pembangunan pondok pesantren tersebut.*****

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *