OKI, Obornusantara.com
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) akhirnya memiliki Desa ramah perempuan dan peduli anak.Dari 314 desa di OKI, telah ada 5 Desa yang terbentuk yang tersebar di 5 Kecamatan dan sudah memiliki SK dari Pj Bupati OKI.
Adapun lima desa ramah perempuan dan peduli anak yaitu Desa Arisan Buntal Kecamatan Kayuagung. Desa Ulak Jermun, Kecamatan SP Padang, Desa Lubuk Ketepeng, Kecamatan Jejawi. Desa Sungai Belida Kecamatan Lempuing Jaya dan Desa Balian Makmur, Kecamatan Mesuji Raya.
Kadin PPPA Hj Arianti mengatakan, adanya desa ramah perempuan dan peduli anak adalah merupakan tindak lanjut program pusat dan pemerintah provinsi.
Pembentukan desa tersebut, adalah mengintegrasikan perspektif gender hak anak ke dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan desa dan pembangunan desa yang dilakukan secara terencana, menyeluruh dan berkelanjutan.
“Harapan kita dengan telah dibentuknya Desa ramah perempuan dan peduli anak menjadi percontohan Desa-Desa lainnya di OKI,” ucapnya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (10/12).
Arianti menambahkan, ada 10 indikator dalam pembentukan desa ramah perempuan dan peduli anak, yaitu adanya pengorganisasian perempuan dan anak di desa.
Lalu, adanya data desa yang memuat data pilah tentang perempuan dan anak serta tersedianya peraturan desa tentang desa ramah perempuan dan peduli anak.
Termasuk adanya perempuan wirausaha yang berspektif gender di desa. Juga tidak adanya pekerja anak dan perkawinan anak, dimana di Desa untuk perkawinan anak sangat sering terjadi. Indikator lainnya adalah tersedianya tempat pengaduan kekerasan. Juga adanya pengasuhan berbasis hak anak.
Sementara itu, Kepala Desa Arisan Buntal Susneli berharap, sebagai desa percontohan ia berharap desanya bisa menjadi contoh bagi desa lain untuk mengikuti jejak menjadi desa ramah perempuan dan peduli anak.
“Tentunya menjadi momentum bersejarah bagi Desa Arisan Buntal, karena dengan diluncurkannya program desa ramah perempuan dan peduli anak (DRPPA), kita menandai sebuah komitmen nyata dalam membangun lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang setiap perempuan dan anak di desa ini,” ujarnya.
Program ini hadir, kata dia, sebagai solusi atas tantangan-tantangan yang sering kali dihadapi oleh perempuan dan anak, baik dalam hal perlindungan, pendidikan, kesehatan, maupun pemberdayaan ekonomi.
Desa berstatus DRPPA ini, bukan hanya sekadar sebuah label, melainkan sebuah gerakan bersama yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah desa, tokoh masyarakat, organisasi, hingga keluarga dan individu, untuk menciptakan ekosistem yang sehat bagi perempuan dan anak-anak.
“Kami berharap bisa menciptakan ruang bagi perempuan untuk berpartisipasi secara aktif dalam berbagai bidang kehidupan, dari ekonomi, pendidikan, hingga pengambilan keputusan di tingkat desa. Begitu juga dengan anak-anak, kita ingin memastikan bahwa mereka tumbuh di lingkungan yang mendukung hak-hak mereka, jauh dari kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi,” ujarnya.
Keterlibatan perempuan di Desa Arisan Buntal, juga sudah diperlihatkan dengan penumbuhan ekonomi produktif melalui wirausaha yang melibatkan perempuan, sedangkan untuk anak-anak diperkenalkan budaya lokal.
Sebagai bagian dari upaya menciptakan desa ramah perempuan dan peduli anak, pihaknya juga melakukan penyuluhan mengenai hak-hak perempuan dan anak, pembentukan Posyandu untuk kesehatan ibu dan anak, fasilitas pendidikan yang lebih ramah anak, penguatan pemberdayaan ekonomi perempuan, pengawasan serta penanggulangan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kami mengajak semua pihak untuk berperan aktif, bekerja sama, dan mendukung program ini agar bisa berjalan dengan efektif dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, khususnya perempuan dan anak-anak yang menjadi generasi penerus bangsa,” ujarnya.
Setidaknya, kata dia, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa dihindari, serta perkawinan usia anak atau belum cukup umur juga bisa dihindarkan.
“Untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi, kami sudah membentuk 10 orang relawan sapa untuk melakukan pengawasan terhadap program desa ramah perempuan dan peduli anak.(Arjuna)