Palembang, obornusantara.com
Debat Kedua pasangan calon 01 Bupati dan Wakil Bupati Ogan Komering Ilir HM Dja’far Shodiq – Abdi Yanto, SH MH (JADI) dan paslon 02 H Muchendi Mahzareki SE, M.Si – Supriyanto (MURI) yang diselenggarakan KPU OKI di Ballroom Novotel Palembang berlangsung seru namun tetap terjaga kondusif. Kemeriahan kian menarik dengan penampilan artis papan atas Via Vallen yang menggebrak di awal acara.
Meski perhelatan ini berlangsung nyaris sempurna. Patut disayangkan paslon 02 MURI, untuk kedua kalinya menolak untuk di wawancara melalui konferensi Pers. Padahal, secara teknis konferensi pers itu sendiri sebelumnya telah disepakati dan bersifat wajib dengan membubuhkan tanda tangan antara KPU, kedua paslon, Polres OKI, dan Event Organizer bahwa kedua paslon wajib memberikan kesempatan selama 5 menit kepada awak media untuk pendalaman materi acara debat yang telah berlangsung.
Menurut pantauan, Paslon 01 JADI tampak tampil mendominasi serta percaya diri. Dihadapan publik, pasangan berpengalaman di bidang Birokrasi-Legislatif ini sendiri diawali dengan mengusung visi-misi dalam meyakinkan pemilik hak suara dengan beragam narasi sehingga tentu pantas dipilih untuk menjadi pemimpin Kabupaten OKI 5 Tahun ke depan.
Membawa visi “Bersatu Wujudkan OKI Permata”, Dja’far Shodiq menegaskan komitmennya terhadap pembangunan yang merata di seluruh wilayah. Ia juga bertekad akan membawa Kabupaten OKI dalam kemandirian.
Visi-Misi sebagaimana yang diusung paslon JADI terhadap kesejahteraan masyarakat menurut HM Dja’far Shodiq cukup relevan dengan realita yang terjadi di tengah masyarakat. Menurut Shodiq, selain sosialisasi program, masa kampanye merupakan masa terbaik bagi paslon JADI untuk mengetahui kebutuhan masyarakat secara langsung,
“Beberapa tempat kami singgah dalam berkampanye, persoalan pelayanan dasar warga, infrastruktur, hingga kebutuhan lainnya disampaikan masyarakat. Berbagai keluhan itu sendiri relevan dengan visi misi yang kami usung,” ujar Shodiq.
Menurut tokoh sederhana merakyat ini, setiap warga, baik di perkotaan serta pelosok desa, berhak menikmati hasil pembangunan yang berkeadilan,
“Kami ingin memastikan bahwa setiap sudut OKI mendapatkan perhatian yang sama, sehingga tidak ada lagi kesenjangan antara pusat kota dan desa,” ujarnya.
Abdi Yanto juga mengutarakan konsep “OKI Permata” dirancang untuk menciptakan keseimbangan antara infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan penguatan ekonomi,
“Prinsip kebersamaan dan keberlanjutan menjadi dasar kami dalam membangun OKI yang bersinar, sebagai daerah yang unggul dan sejahtera,” ungkapnya.
Secara umum, penampilan pasangan “JADI” ini mendapat sorotan positif. Selain penguasaan materi, jawaban “Dwi Tunggal OKI” ini juga dinilai tegas dan solutif yang mencerminkan kedalaman visi yang ditawarkan.
Sebaliknya, bagi publik, Visi OKI Permata dipandang sebagai bentuk komitmen nyata terhadap pemerintahan yang adil dan inklusif. Pasangan ini menegaskan kesiapan mereka untuk membawa perubahan dan mendorong kemajuan di seluruh wilayah OKI.
Program-program unggulan yang disampaikan, seperti pemerataan infrastruktur dan pembangunan ekonomi desa, menjadi fokus utama mereka dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat OKI.
Hal yang menarik dari rangkaian Debat Kedua ini ketika dalam salah satu sesi Dja’far Shodiq bermain logika atas tanggapan paslon 02 Supriyanto terkait rencana bantuan baju seragam dan alat tulis siswa. Dengan berseloroh, Shodiq paslon JADI justru mampu berbuat lebih jauh lagi dengan mendorong pertumbuhan guru hingga ke pelosok,
“Kalau paslon 02 memberikan bantuan seragam dan lainnya, paslon JADI justru menciptakan gurunya. Artinya, kalau gurunya tersedia, siswanya pun pasti ada kan. Cocok itu,” tandasnya.(Red)