Jakarta, oborsumatra.com – Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menargetkan pemeriksaan Tuberkulosis (TBC) mencapai 60.000 kasus per bulannya. Upaya ini dilakukan untuk mendukung eliminasi TBC tahun 2030.
“Saya minta mulai Januari 2023, penemuan insiden TBC harus mencapai 60.000 per bulan. Berdasarkan by name by address,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan tertulis, Kamis (10/11/2022).
Menurutnya, penambahan target ini untuk mendorong laju pemeriksaan TBC yang saat ini masih rendah. Dia menjelaskan, tahun 2021 baru sekitar 500-600 ribu kasus TBC yang ditemukan dari target 969 ribu.
Menkes membandingkannya dengan laju pemeriksaan Covid-19 yang cukup tinggi. Padahal metode pemeriksaan kedua kasus tersebut sama.
“Kalau di bandingin dengan Covid-19, dalam kurun waktu 18 bulan kita bisa mendeteksi 6,5 juta kasus by name by address. Padahal pemeriksaannya sama-sama pakai molekuler, kalau TBC pakai TCM kalau Covid-19 pakai PCR,” ujarnya.
Dengan kompleksitas yang sama, Menkes mengatakan, pengendalian TBC seharusnya dapat mencontoh penanganan pandemi Covid-19. Mulai dari strategi penguatan aktivitas testing, tracing, dan treatment (3T) untuk mempercepat penemuan kasus aktif di masyarakat.
“Pada prinsipnya, TBC merupakan penyakit menular, karena itu sistem surveilans baik di level kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi harus benar. Kalau hal yang paling dasar sudah benar, nantinya kita bisa bereskan hal pendukung lainnya,” tegasnya.
Untuk itu, Kemenkes menggencarkan kegiatan penemuan Kasus TBC dengan Skrining X-Ray dan pemberian terapi pencegahan TBC. Kegiatan testing dan tracing ini, diperkuat dengan diluncurkannya obat daily dose buatan dalam negeri..
“Melalui percepatan ini, saya berharap target eliminasi TBC 2030 bisa tercapai. Mengingat waktu yang kita miliki tinggal 7,5 tahun lagi” katanya.