Sumatera Selatan Membara, Upaya Heroik Padamkan Karhutla di Tengah Musim Kemarau

Sumatera Selatan Membara, Upaya Heroik Padamkan Karhutla di Tengah Musim Kemarau
Sumatera Selatan Membara, Upaya Heroik Padamkan Karhutla di Tengah Musim Kemarau
banner 468x60

Palembang, OborNusantara.com – Asap tebal membumbung tinggi, menyelimuti langit Sumatera Selatan. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menjadi momok yang menghantui di tengah musim kemarau yang kering. Lahan dan kebun di sejumlah daerah, seperti Ogan Ilir (OI), Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Musi Banyuasin (Muba), dan Muara Enim, menjadi korban keganasan si jago merah.

Tim pemadam kebakaran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan bekerja keras memadamkan api. Mereka berjibaku di lapangan, berjibaku dengan panas dan asap yang menyesakkan. Tak hanya itu, water bombing dari udara juga dilakukan untuk menjangkau titik api yang sulit diakses.

Bacaan Lainnya
banner 300250

“Beberapa daerah masih terbakar,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, pada Senin (5/8/2024). “Karhutla di PALI, Muba, dan Muara Enim sudah terjadi beberapa hari dan belum selesai. Sedangkan di OI, kebakaran terjadi pada hari Minggu dan berhasil dipadamkan.”

Di Banyuasin, karhutla terjadi di Kelurahan Kedondong Raye, Banyuasin III. Lahan seluas 0,4 hektare yang ditumbuhi semak, talok, seruduk, dan sampah kayu hangus terbakar. Beruntung, api berhasil dipadamkan sebelum meluas.

Sementara itu, di OI, api melalap lahan seluas 2 hektare di Desa Purna Jaya, Kecamatan Indralaya Utara. Vegetasi semak belukar dan pohon gelam menjadi santapan si jago merah. Berkat kerja keras tim pemadam dan bantuan 38 kali water bombing, api berhasil dijinakkan.

Di PALI, pemadaman karhutla di Danau Burung, Desa Tempirai, Penukal Utara, masih terus berlanjut. Tim pemadam menghadapi kendala sulitnya akses ke sumber air. Namun, mereka tak menyerah. Penelusuran sumber air terdekat terus dilakukan, sementara water bombing terus digencarkan.

“Sudah 15 hektare yang berhasil dipadamkan dari total 20 hektare yang terbakar,” ungkap Sudirman. “Namun, lahan masih berasap dan api belum sepenuhnya padam.”

Di Muba, Dusun X Desa Muara Medak, Bayung Lencir, menjadi saksi bisu perjuangan tim pemadam melawan api yang membakar lahan gambut tebal seluas 40 hektare. Kondisi tanah yang sulit ditembus air membuat pemadaman menjadi sangat menantang.

“Upaya pemadaman terus dilakukan dengan water bombing dan penyekatan,” jelas Sudirman. “Namun, api masih berasap dan belum sepenuhnya padam.”

Di Muara Enim, Desa Tanjung Miring, Kecamatan Sungai Rotan, lahan gambut seluas 3 hektare masih terbakar hebat. Api belum berhasil dijinakkan sepenuhnya. Tim pemadam terus berjuang melawan ganasnya api yang melalap lahan gambut.

Sementara itu, di Desa Betung Barat, PALI, lahan mineral seluas 0,5 hektare yang terbakar berhasil dipadamkan. Diduga, lahan tersebut sengaja dibakar untuk membuka lahan pertanian.

Karhutla di Sumatera Selatan menjadi peringatan keras akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Upaya pemadaman terus dilakukan, namun tantangannya tidaklah mudah. Lahan gambut yang tebal dan sulitnya akses ke sumber air menjadi kendala utama.

Pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait harus bersatu padu untuk mencegah dan menanggulangi karhutla. Edukasi kepada masyarakat tentang bahaya karhutla dan pentingnya menjaga lingkungan harus terus digalakkan. Hanya dengan kerjasama dan kesadaran bersama, kita bisa melindungi hutan dan lahan kita dari ancaman kebakaran. ***

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *