OBORSUMATRA.COM — Belum lama ini ada seorang pemuda Rohingya diwawancarai oleh BTJ Trip Aceh. Ia mengatakan akan ada kapal pengungsi lagi yang akan mendarat di Indonesia.
Pemuda tersebut diketahui bernama Hamid, pemuda Rohingya yang fasih dalam Bahasa Indonesia sehingga bisa mudah berkomunikasi dengan masyarakat setempat.
Ketika ia ditanya tentang berapa kapal lagi yang akan mendarat ke Indonesia, Hamid menyatakan bahwa ada sekitar 20 kapal lagi yang segera menyusul.
Berdasarkan keterangan Hamid dalam satu kapal berisi 150 orang pengungsi, Sehingga jika 20 kapal maka totalnya 3000 orang pengungsi Rohingya akan segera datang di Indonesia.
Pada saat ia ditanya tentang penyebab mereka memilih Indonesia, Hamid menjawab bahwa Indonesia termasuk negara muslim sementara Rohingya adalah warga muslim.
Terkait permasalahan ini, Panglima Laot Aceh Miftach Tjut Adek, warga Bireuen dan Aceh Utara telah menolak kedatangan pengungsi Rohingya karena khawatir akan terjadi konflik sosial dan keamanan.
Penolakan masyarakat atas keberadaan pengungsi Rohingya tersebut karena mereka khawatir akan terganggu dengan keberadaan mereka.
Pengungsi Rohingya merupakan orang yang berasal dari negara bagian Rakhine di Myanmar yang telah mengalami diskriminasi dan kekerasan selama bertahun-tahun.
Sebelum ke Indonesia, mereka juga telah melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Bangladesh, Thailand, dan Malaysia.
Diketahui sejak tahun 2015 Indonesia telah menolak kapal-kapal yang membawa pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang mencari tempat tinggal.
Di tengah polemik gelombang pengungsi Rohingya yang terus datang, sebuah pernyataan dari Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia yaitu Usman Hamid viral belum lama ini.
Usman melarang Indonesia mengembalikan para pengungsi Rohingya kembali ke negara asal kecuali hal tersebut permintaan mereka sendiri.
Selain itu Usman juga menyatakan bahwa pemerintah seharusnya menyediakan fasilitas yang lengkap untuk para pengungsi Rohingya.
“Menerima dan kemudian menyediakan tempat tinggal, menyediakan layanan kesehatan, layanan air bersih, makanan termasuk juga pendidikan anak-anak,” ungkap Usman.
Usman menyadari jika urusan pengungsi Rohingya sebenarnya bukan sepenuhnya tanggung jawab Indonesia melainkan seluruh negara yang tergabung dalam ASEAN. (**)