BPK Ungkap Kelebihan Bayar Belanja Modal di Muara Enim Rp 23,5 Miliar

banner 468x60

Muara Enim, Obornusantara.com

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)  Badan  Pemeriksa  Keuangan  (BPK)  atas  Laporan  Keuangan  Pemerintah  Daerah  (LKPD)  Kabupaten  Muara  Enim  Tahun  Anggaran  2023  mengungkapkan  sejumlah  permasalahan  dalam  pengelolaan  Belanja  Modal.

Salah  satu  temuan  yang  menonjol  adalah  adanya  kelebihan  pembayaran  pada  48  paket  pekerjaan  Belanja  Modal  di  lima  Satuan  Kerja  Perangkat  Daerah  (SKPD)  sebesar  Rp 4.215.868.901,08.

Pemerintah  Kabupaten  Muara  Enim  pada  tahun  2023  menganggarkan  Belanja  Modal  sebesar Rp1.187. 242. 345. 752, 00.  Realisasi  per  31  Desember  2023  mencapai  Rp1. 018. 994. 610. 340, 04  atau  85,83%  dari  anggaran.

Dalam  LHP  tersebut,  BPK  mengungkapkan  dua  permasalahan  utama  pada  Belanja  Modal,  yaitu kekurangan volume atas 48 paket pekerjaan Belanja Modal sebesar Rp 2. 533. 970. 574,41 pada lima SKPD.

Koreksi harga satuan pekerjaan terpasang yang tidak sesuai spesifikasi kontrak atas 19 paket pekerjaan sebesar Rp1. 681. 898. 326,67 pada dua SKPD.

Menurut  BPK,  kelebihan  pembayaran  ini  disebabkan  oleh  kurangnya  kecermatan  Pejabat  Pembuat  Komitmen  (PPK),  Pejabat  Pelaksana  Teknis  Kegiatan  (PPTK),  dan  Pengawas  Lapangan  dalam  memeriksa  volume  dan  spesifikasi  pekerjaan  sesuai  kontrak.

“Temuan  ini  mengindikasikan  lemahnya  pengawasan  dalam  pelaksanaan  pekerjaan  fisik  Belanja  Modal,”  ujar  Dr.  Kurnia  Hadi,  S.E.,  M.Si.,  pengamat  kebijakan  publik  dari  Universitas  Sriwijaya.  “PPK,  PPTK,  dan  Pengawas  Lapangan  seharusnya  melakukan  pemeriksaan  secara  cermat  untuk  memastikan  bahwa  pekerjaan  yang  dilakukan  sesuai  dengan  kontrak.”

Hingga  penyusunan  LHP,  telah  dilakukan  pengembalian  ke  Kas  Daerah  sebesar  Rp166. 999. 013,22.  Namun,  masih  terdapat  sisa  kelebihan  pembayaran  sebesar  Rp 4. 048. 869. 887,86  yang  belum  ditindaklanjuti.

Pemerintah  Kabupaten  Muara  Enim  harus  segera  menagih  sisa  kelebihan  pembayaran  tersebut  kepada  para  penyedia  jasa,”  tegas  Koordinator  LSM  Pemantau  Kinerja  Pemerintah  Indonesia  (PKPI)  Sumsel,  Erwanto  Jaya,  S.H.  “Jika  tidak,  maka  kerugian  negara  akan  semakin  besar.”

BPK  juga  melakukan  pemeriksaan  tambahan  atas  Belanja  Modal  sebesar  Rp795. 544. 622. 381,00  pada  Dinas  PUPR,  Dinas  Perumahan  Kawasan  Permukiman  (PKP),  dan  Dinas  Kesehatan.  Hasil  pemeriksaan  tambahan  ini  mengungkapkan  adanya  kekurangan  volume  pekerjaan  sebesar  Rp 12. 820. 790. 654,07  dan  koreksi  harga  satuan  atas  pekerjaan  terpasang  yang  tidak  sesuai  spesifikasi  kontrak  sebesar  Rp 6. 611. 532. 045,42.

BPK  merekomendasikan  kepada  Bupati  Muara  Enim  agar  memerintahkan  Kepala  Dinas  PUPR,  Kepala  Dinas  PKP,  dan  Kepala  Dinas  Kesehatan  untuk:

Meningkatkan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan pekerjaan fisik di lingkungan kerjanya.

Menginstruksikan PPK dan Pengawas Lapangan agar lebih cermat dalam memeriksa volume dan spesifikasi pekerjaan sesuai kontrak.

Memproses kelebihan pembayaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan menyetorkannya ke Kas Daerah.

Temuan  BPK  ini  menunjukkan  adanya  kelemahan  dalam  pengelolaan  Belanja  Modal  di  Kabupaten  Muara  Enim.  Diperlukan  tindakan  korektif  dari  pemerintah  daerah  untuk  mencegah  terjadinya  kelebihan  pembayaran  dan  kerugian  negara  di  masa  mendatang.  Peningkatan  pengawasan,  kecermatan  dalam  pemeriksaan,  dan  penegakan  hukum  menjadi  kunci  untuk  mewujudkan  pengelolaan  keuangan  daerah  yang  lebih  baik.(Theo)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *