Cegah Pernikahan Dini, WCC Palembang Edukasi Perempuan Muda

Diskusi tentang penyadaran terhadap seksualitas untuk pencegahan perkawinan usia di bawah usia 19 tahun, Sabtu (16/9/2023) (foto: tangkapan layar)
Diskusi tentang penyadaran terhadap seksualitas untuk pencegahan perkawinan usia di bawah usia 19 tahun, Sabtu (16/9/2023) (foto: tangkapan layar)
banner 468x60

PALEMBANG, oborsaumatra.com –  Tanggal 4 September merupakan Hari Kesehatan Seksual Sedunia yang diperingati sebagai upaya untuk menyebarkan kesadaran sosial terkait kesehatan seksual perempuan dan laki-laki. Elemen kunci dari upaya ini adalah mengakui kesehatan seksual dalam kerangka hak asasi manusia. Hak tersebut sebagaimana yang diuraikan 25 tahun yang lalu dalam Deklarasi Hak-Hak Seksual Valencia, Spanyol.

WCC Palembang, salah satu anggota dari Konsorsium PERMAMPU yang fokus dalam Penguatan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) Perempuan di Pulau Sumatera telah turut mendorong upaya pemenuhan HKSR Perempuan melalui pengorganisasian perempuan muda, perempuan akar rumput dan keluarga melalui pendidikan kritis yang dilakukan secara reguler. Demikian dikatakan Direktur Eksternal WCC Palembang, Yessy Ariyani.

Menruut dia, selain itu telah mengembangkan inovasi melalui One Stop Service & Learning (integrasi layanan kesehatan reproduksi dan penangananan kekerasan terhadap perempuan) dan Gerakan Keluarga Pembaharu, serta memberikan masukan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun kebijakan publik yang berperspektif gender.

“Selain itu Konsorsium PERMAMPU melakukan pendidikan kritis kepada dampingan dan keluarganya agar menyadari kesehatan seksualitas dan reproduksi sejak dini di dalam keluarga,” kata dia.

Yessy menambahkan, pekan kesehatan seksual berlangsung sejak Senin (11/9/2023) hingga Senin (18/9/2023). “Pekan Kesehatan Seksual ini berlangsung di 8 provFlower Aceh di SUMUT, PESADA di SUMUT, PPS Riau di Riau, LP2M di SUMBAR, APM di Jambi, Cahaya Perempuan WCC di Bengkulu, WCC Palembang di SUMSEL, dan DAMAR Perempuan di Lampung,” ujar dia.

Menurut dia, pekan Kesadaran HKS bertujuan untuk membangun pengetahuan dan kesadaran public mengenai pendekatan yang positif dan penuh hormat terhadap seksualitas dan hubungan seksual, serta pentingnya penyesuaian norma-norma di masyarakat dalam menghormati, melindungi dan pemenuhan HKS secara inklusif, khsusnya bagi perempuan muda, penyandang disabilitas, dan kelompok minoritas di pedesaan, miskin kota dan di daerah 3 T (terdepan, terluar, tertinggal) di seluruh wilayah dampingan PERMAMPU.

“Pada peringatakan Hari Kesehatan Seksual Internasional, kami mengadakan diskusi tentang penyadaran terhadap seksualitas untuk pencegahan perkawinan usia di bawah usia 19 tahun,” kata Yessy, Sabtu (16/9/2023) sore.

Dirinya juga mengimbau kepada eluruh masyarakat khsusnya orangtua, orang dewasa dan keluarganya agar membiasakan melakukan pendidikan ketubuhan dan kesehatan reproduksi atau yang umum disebut sebagai Pendidikan Seks yang komprehensif, sejak dini.

“Mendesak Negara untuk untuk benar-benar mengawasi implementasi UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dan pemerintah harus lebih gencar mensosialisasikan keberadaan UU Perkawinan,” ujar dia.

Pihaknya juga mendorong ementerian Kesehatan agar meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan di berbagai tingkat pelayanan kesehatan, serta mendorong Kemendikbudristek untuk mengembangkan kebijakan pendidikan non formal dan pembelajaran seumur hidup yang berperspektif gender berbasis keluarga untuk mewujudkan keluarga sejahtera dan tanpa kekerasan

Diskusi tersebut mengadirkan narasumber diantaranya akademisi dari Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Dr Putu Samawati SH MH dan perwakilan perempuan muda yang juga owner Dapur Nchaaa, Annisa Tri Anjani.

Pada kesempatan yang sama Annisa Tri Anjani, sangat mengapresiasi WCC Palembang memberikan pengetahuan tentang risiko pernikahan dini.

“Pernikahan dini harus menjadi perhatian serius, tidak hanya kita sebagai anak muda tapi juga pemerintah, karena dampaknya tidak hanya bagi yang menikah seperti harus putus sekolah, berisiko mengalami kekerasan setelah menikah, mengandung di usia yang sangat muda, bahkan berpengaruh pada kesehatan mental,” pungkas Nchaaa. (Fit)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *