Bangka Barat, OborNusantara.com – Kabar mengejutkan datang dari perairan Tembelok, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat. Sebuah kapal tongkang bermuatan batu bara terbakar hebat, menciptakan kepulan asap hitam yang membumbung tinggi ke langit. Petugas dari berbagai instansi masih berjibaku memadamkan api yang terus melalap tumpukan batu bara di kapal tersebut.
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa kebakaran terjadi pada Selasa (3/9/2024) pagi sekitar pukul 06.00 WIB. Agung, seorang nelayan setempat, menjadi saksi mata pertama yang melihat kobaran api di bagian belakang kapal.
“Pertama kali lihat api di bagian belakang kapal. (Posisi kapal) di perairan Limbung,” kata Agung saat dikonfirmasi.
Agung juga mengungkapkan bahwa kapal tersebut sempat terlihat bergerak dari arah timur perairan Tembelok, seolah-olah hendak menepi. Namun, pada saat itu, asap sudah mulai membumbung tinggi dari kapal tersebut.
Tak lama setelah kejadian, petugas dari Polres Bangka Barat dan TNI segera tiba di lokasi untuk membantu proses pemadaman. Dua unit tugboat juga dikerahkan untuk mempercepat proses pemadaman api yang terus berkobar.
“Kami turun membantu upaya pemadaman. Ada dua unit tugboat juga yang bantu di sana,” ujar Kasat Polairud Polres Babar Iptu Yudi Lasmono.
Hingga siang hari, api belum sepenuhnya dapat dipadamkan. Petugas gabungan bersama kru kapal masih terus berjuang memadamkan api yang melalap bagian kapal. Jarak kapal yang terbakar dengan pesisir Pantai Tembelok sekitar 2 kilometer.
Pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebab kebakaran kapal berwarna merah-putih yang mengangkut batu bara tersebut. Saat ini, fokus utama adalah memadamkan api dan memastikan keselamatan kru kapal serta lingkungan sekitar.
Kebakaran kapal tongkang bermuatan batu bara di perairan Bangka Barat ini menjadi perhatian serius. Upaya pemadaman masih terus dilakukan oleh petugas gabungan dan kru kapal. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwenang. Semoga api dapat segera dipadamkan dan tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan lingkungan yang lebih parah. ***