Jayapura, oborsumatra.com
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Prasana Pemukiman Wilayah (BPPW) Papua masih harus menggenjot penyelesaian pembangunan venue dayung di Jayapura 100 hari jelang pelaksanaan PON XX di Papua.
Dari tujuh venue yang pembangunannya menjadi tanggung jawab BPPW, hanya dayung yang hingga kini masih dalam tahap pengerjaan. “Pengerjaan saat ini sedang digenjot agar selesai bulan Agustus,”kata Kepala BPPW Papua Corneles Sagrim di Jayapura, Kamis (17/6) sebagaimana diberitakan Kantor Berita Indonesia ANTARA.
Menurut dia, proses pembangunan venue dayung tersebut belum tuntas karena pengerjaan sebelumnya yakni penimbunan merupakan tanggung jawab Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua. Setelah BWS Papua melakukan penimbunan, baru kemudian BPPW Papua melanjutkan dengan membangun venue, dan saat ini dalam tahap pengecoran.
“BPPW Papua berupaya paling lama bulan Agustus selesai sehingga dapat digunakan untuk uji coba para atlet sebelum berlaga di PON XX,”ujar Sagrim.
Lebih lanjut, ia menuturkan pihaknya juga sudah menandatangani kerja sama dengan BKSDA Papua untuk pengelolaan kawasan hutan lindung mangrove (bakau) karena lokasi venue dayung berada di kawasan tersebut, tepatnya di kawasan Teluk Youtefa.
Ia menambahkan tujuh venue yang pembangunannya menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR yang dilaksanakan BPPW Papua adalah akuatik, istora, hoki outdoor dan indoor, kriket, sepatu roda, panahan dan dayung.
Empat venue diantaranya yakni akuatik, istora, hoki dan kriket sudah diserahkan ke Pemprov Papua sejak Kamis (10/6) lalu, sedangkan tiga venue lainnya, yaitu sepatu roda, panahan dan dayung belum diserahkan ke Pemprov Papua.
“Hanya venue dayung yang masih dalam tahap pengerjaan atau pembangunan,”ungkap Sagrim. Pembangunan tujuh venue yang dikerjakan Kementerian PUPR itu menghabiskan dana mencapai Rp1,307 triliun.(Antara/lids)