Palembang, obornusantara.com
Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Elen Setiadi,S.H, M.S.E, diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Drs H Edward Candra, MH membuka secara resmi Focus Group Discussion (FGD) Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan, Kebun dan Lahan pada wilayah Ekosistem Gambut di Sumsel tahun 2024 yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Novotel Palembang, (28/8/2024).
Pj Gubernur Elen Setiadi dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekda Edward Candra mengatakan kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh dua faktor utama, yakni cuaca ekstrim dalam bentuk kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan, membuat lahan rentan terbakar, dan tindakan manusia, baik kelalaian seperti membuang puntung rokok maupun disengaja seperti pembakaran lahan untuk keperluan tradisi sonor.
“Oleh karena itu, Pemerintah Sumsel telah mengantisipasi sejak dini dalam menghadapi bencana karhutla lebih siap karena belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya,” tegasnya.
Dikatakan, Pemprov Sumsel sejauh ini telah menetapkan siaga karhutla sejak 13 Juni 2024 sampai 30 November 2024. Selain itu pihaknya juga n telah membentuk Satgas Karhutla sejak 10 Juli 2024 lalu.
“Selain itu kesiapan sarana dan prasarana kita juga cukup siap seperti ketersediaan helicopter untuk keperluan patroli dan water bombing, juga adanya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang tahun ini dilaksanakan melalui BMKG,” imbuhnya.
Pemprov Sumsel lanjut Sekda, melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bersama dengan TNI/Polri telah membentuk sejumlah Posko Siaga Karhutla di beberapa lokasi yang rawan kebakaran.
“Sepanjang bulan Agustus 2024 ini, tercatat ada 1.721 titik hotspots terjadi di Sumatera Selatan. Bulan Juli dan Agustus 2024 merupakan puncak musim kemarau,” tambahnya.
Oleh karenanya, dia berharap semua satgas karhutla tetap bersinergi dalam menangani karhutla, dengan harapan di tahun 2024 jumlah kasus kebakaran lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.
“Titik hotspots di bulan Juli sebanyak 530 hotspot dan 751 titik lagi hotspots di bulan Agustus. Sedangkan luasan lahan terbakar di bulan Juli 2024 sebanyak 1501,57 hektar. 884,45 hektar diantaranya terjadi di lahan mineral dan 617,12 hektar lagi terjadi di lahan gambut,” imbuhnya.
Sekda berharap melalui FGD yang digelar dapat merumuskan dan berperan aktif dalam melakukan pencegahan kebakaran hutan, kebun dan lahan terutama mengedukasi masyarakat untuk tidak melakukan tindakan membakar hutan dan lahan.
“Kami juga meminta dukungan dan bantuan baik dari masyarakat maupun dunia usaha agar kiranya dapat membantu dalam kegiatan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan, kebun dan lahan begitu juga Aparatur Penegak Hukum tetap bekerja sesuai aturan, tindak tegas pembakar lahan, baik masyarakat maupun korporasi/perusahaan, sehingga ada efek jera bagi pembakar lahan, bila perlu diumumkan di khalayak publik khususnya bagi korporasi/perusahaan yang lahan konsesinya terjadi kebakaran,” tandasnya.(Theo)