Tragedi di Suoh: Petani Tewas Diterkam Harimau Sumatera, Kembali Picu Kecemasan Warga

banner 468x60

Lampung Barat, OborNusantara.com — Kabar duka kembali menyelimuti Kecamatan Suoh, Lampung Barat. Seorang petani ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan, diduga kuat menjadi korban serangan Harimau Sumatera. Peristiwa tragis ini terjadi di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), menambah panjang daftar konflik manusia dan satwa liar di wilayah tersebut.

Jenazah korban, Karim (46), ditemukan pada Sabtu malam (21/9/2024) sekitar pukul 21.00 WIB. Dandim 0422 Lampung Barat, Letkol Inf Rinto Wijaya, membenarkan kejadian tersebut. “Benar, tadi malam ditemukan seorang warga dalam keadaan meninggal dunia diserang oleh seekor harimau,” ujarnya pada Minggu (22/9/2024).

Bacaan Lainnya
banner 300250

Karim, warga Dusun Kali Bata, Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh, ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kebunnya yang berada di dalam kawasan TNBBS. “Korban ini seorang petani. Tadi malam tim menemukan tubuhnya dalam keadaan terpisah di kebun yang memang masuk dalam kawasan hutan TNBBS,” terang Rinto.

Menyusul kejadian ini, pihak TNI telah berkoordinasi dengan kepolisian, TNBBS, dan BKSDA untuk menangani situasi dan mengantisipasi kejadian serupa.

Serangan harimau di Suoh bukanlah peristiwa pertama. Konflik antara manusia dan satwa liar, khususnya Harimau Sumatera, telah menjadi masalah berulang di wilayah ini. Warga setempat hidup dalam kecemasan, terutama mereka yang beraktivitas di sekitar kawasan hutan.

Penyempitan habitat alami harimau akibat deforestasi dan perambahan hutan menjadi salah satu penyebab utama konflik ini. Harimau terpaksa keluar dari habitatnya untuk mencari makan, sehingga meningkatkan risiko pertemuan dengan manusia.

Selain itu, aktivitas manusia seperti perburuan liar dan perambahan hutan juga mengganggu keseimbangan ekosistem. Hal ini dapat memicu harimau untuk menyerang manusia sebagai bentuk pertahanan diri atau mencari sumber makanan alternatif.

Berbagai upaya mitigasi telah dilakukan, seperti patroli pengamanan, sosialisasi kepada masyarakat, dan pemasangan perangkap. Namun, konflik manusia-harimau masih terus terjadi, menunjukkan perlunya solusi yang lebih komprehensif.

Edukasi kepada masyarakat tentang perilaku harimau dan cara menghindari konflik sangat penting. Selain itu, upaya konservasi habitat alami harimau juga harus ditingkatkan untuk memastikan kelangsungan hidup satwa langka ini.

Tragedi kematian Karim akibat serangan harimau di Suoh kembali mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Konflik manusia-harimau adalah masalah kompleks yang membutuhkan penanganan serius dan berkelanjutan.

Pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mencari solusi yang tepat. Hanya dengan kolaborasi dan kesadaran bersama, kita dapat melindungi Harimau Sumatera dan mencegah terjadinya konflik yang merugikan kedua belah pihak. ***

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *