PALEMBANG, oborsumatra.com – Renaldy pratama (17), mahasiswa Politeknik Sriwijaya baru saja meluncurkan Kedai Kopi ‘DANAR 17″, Sabtu (2/9/2023) sore di Talang Gading, Kalidoni Palembang.
Menurutnya, Cafe “DANAR 17” ini berasal dari gabungan nama antara saudaranya, Danu (15) dan nama dia. “DANAR 17 ini sebenarnya gabungan nama adik saya Danu dan nama saya Reynaldi. Kenapa 17? awalnya memang dibuka mendekati 17 Agustus dan pas di usia saya saat ini 17 tahun,” ujar dia.
Kedai kopi “DANAR 17” ini menyediakan ragam makanan dan miuman dengan harga yang pas bagi kantong, khususnya bagi para mahasiswa.
Owner Cafe Danar 17, Reynaldi mengatakan inspirasi dirinya membuka kedai kopi bermula dari hobinya yang selalu nongkrong di cafe-cafe di seputaran kota Palembang.
“Tak hanya nongki, keinginan memiliki kedai akhirnya dapat terlaksana [terwujud] dengan nuansa sederhana namun kekinian,” ungkapnya.
“Nuansa yang diberikan juga tak terlepas dari unsur ekonomi kerakyatan [pas di kantong],” imbuh dia.
Salah satu pengunjung, Fitri (35) selaku pengunjung mengungkapkan Cafe Danar 17 suasananya enak, nyaman dan sajian menunya juga sangat merakyat, terjangkau.
“Kalo, kita sering nongki, kudu wajib mampir ke sini…. Percaya deh… Pastinya kamu bakal nagih untuk bertandang lagi,” ucapnya.
Senada, Deni mengatakan luar biasa cafe Danar 17 ini, dengan latar yang sejuk membuat pengunjung bakal betah untuk berlama-lama di sini [Danar 17].
“Soal menu, jelas Deni, tak kalah dengan cafe-cafe yang lain, menunya terbilang kekinian. Pokoknya top markotop,” kata dia.
Sementara itu Zulkarnain (…), orang tua Reynaldi dan Danu pemilik kedeai kopi “DANAR 17” ini sangat mendukung keinginan anaknya membuka usaha kuliner ini.
“Semangat mereka (Danu dan Reynaldi) luar biasa. Usaha kedai kopi ini melatih dia belajar mandiri dan menambah jaringan, dan berproses menjadi pebisnis di bidang kuliner,” kata Zul, sapaan akrabnya.
Dirinya juga berharap kedai kopi ini juga menjadi alternatif masyarakat kota Palembang tidak hanya sebagai tempat nongkrong, tetapi juga bisa menjadi tempat bagi para seniman berapresiasi. “karena harga makanannya cukup terjangkau, kami juga menyediakan tempat bagi masyarakat yang akan melakukan acara atau diskusi di sini,” pungkas dia. (Fit)