Lubuklinggau, OborNusantara.com – Berita mengejutkan datang dari arena politik lokal Lubuklinggau. Mantan Wakil Wali Kota Lubuklinggau dua periode, Sulaiman Kohar, bersama pasangannya, Ketua DPC Partai Gerindra Lubuklinggau, Hendri Juniansyah, mengumumkan mundurnya mereka dari bursa pencalonan Pilkada 2024. Keputusan ini diambil akibat kurangnya dukungan dan kursi yang diperlukan untuk melanjutkan pencalonan mereka.
Sulaiman Kohar, yang telah mengabdi sebagai Wakil Wali Kota selama dua periode, bersama Hendri Juniansyah, Ketua DPC Partai Gerindra Lubuklinggau, telah berproses dalam rangka mengikuti pesta demokrasi Pilkada Lubuklinggau. Namun, mereka menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan dukungan yang cukup dari partai politik lainnya.
“Jadi kita sudah berproses dalam rangka untuk ikut dalam pesta demokrasi ini, khususnya Pilkada Lubuklinggau. Proses tetap berjalan dan sesuai dengan surat tugas itu, kita berusaha untuk mendapatkan tambahan kursi koalisi karena Partai Gerindra hanya mendapatkan 5 kursi,” kata Sulaiman Kohar, Senin (5/8/2024).
Meskipun telah berusaha keras, dukungan yang diharapkan dari partai-partai lain belum juga terealisasi. Hingga saat ini, hanya Partai Gerindra yang memberikan dukungan, sedangkan syarat minimal untuk mendaftar di KPU adalah 6 kursi atau 20% dari total kursi DPRD Lubuklinggau.
Upaya untuk menjalin koalisi dengan partai lain melalui komunikasi intensif yang dilakukan oleh Hendri Juniansyah, Ketua DPC Partai Gerindra, belum membuahkan hasil yang diinginkan. Ketidakmampuan mendapatkan tambahan satu kursi koalisi menjadi penghalang utama bagi pasangan ini untuk maju dalam Pilkada.
“Kita sudah berusaha penuh mengadakan komunikasi dengan beberapa partai politik melalui Ketua Partai Gerindra yaitu Pak Hendri. Namun sampai hari ini ternyata belum mendapatkan koalisi partai,” lanjut Sulaiman.
Ketidakberhasilan ini menutup peluang Sulaiman Kohar dan Hendri Juniansyah untuk bertarung dalam Pilkada Lubuklinggau. Kondisi ini tentu menjadi pukulan bagi mereka yang telah berproses dan berharap dapat memberikan kontribusi lebih bagi perkembangan daerah.
Dampak dari kurangnya dukungan koalisi partai sangat dirasakan oleh Sulaiman dan Hendri. Dengan hanya memiliki 5 kursi dari Partai Gerindra, mereka tidak memenuhi syarat 20% kursi legislatif yang diperlukan untuk maju dalam Pilkada. Sulaiman mengakui bahwa proses komunikasi politik yang dilakukan belum berhasil menarik partai lain untuk bergabung dalam koalisi.
“Tentunya syarat untuk mengikuti pilkada itu harus 20% dari anggota legislatif di DPR. Sedangkan Partai Gerindra hanya 5 kursi dan dengan tidak terpenuhinya kursi maka saya dengan Pak Hendri tertutup untuk mengikuti proses pilkada,” ungkapnya.
Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan dari partai-partai lain dalam sistem politik lokal yang kompleks. Tanpa dukungan yang cukup, langkah untuk maju dalam Pilkada menjadi sangat sulit, bahkan bagi kandidat yang sudah memiliki pengalaman dan rekam jejak yang baik.
Keputusan untuk mundur dari pencalonan diambil setelah melalui pertimbangan matang dan komunikasi intensif antara Sulaiman Kohar dan Hendri Juniansyah. Sulaiman mengungkapkan bahwa informasi mengenai kurangnya dukungan berasal dari Hendri, yang telah berusaha keras mendapatkan tambahan kursi koalisi namun tidak berhasil.
“Sudah pasti karena yang melakukan komunikasi untuk mendapatkan satu partai politik adalah ketua DPC Gerindra, Pak Hendri. Saya dapat informasi dari beliau, untuk mendapatkan satu kursi lagi itu sudah tidak memungkinkan lagi,” ungkap Sulaiman.
Keputusan mundur ini merupakan langkah realistis mengingat kondisi politik dan dukungan yang ada. Meskipun berat, keputusan ini diambil demi kepentingan yang lebih besar dan untuk menghindari ketidakpastian yang lebih lanjut dalam proses pencalonan.
Mundurnya Sulaiman Kohar dan Hendri Juniansyah dari pencalonan Pilkada Lubuklinggau menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat dan kalangan politik. Banyak pihak yang menyayangkan keputusan ini, mengingat pengalaman dan kontribusi Sulaiman selama dua periode menjabat sebagai Wakil Wali Kota.
Namun, ada juga yang memahami dan mendukung keputusan tersebut sebagai langkah bijak dalam menghadapi dinamika politik yang ada. Dukungan dari masyarakat tetap menjadi modal penting bagi Sulaiman dan Hendri dalam perjalanan politik mereka ke depan.
Mundurnya Sulaiman Kohar dan Hendri Juniansyah dari pencalonan Pilkada Lubuklinggau 2024 menjadi gambaran nyata tentang dinamika dan tantangan politik lokal. Kurangnya dukungan dari partai lain menunjukkan betapa pentingnya koalisi dalam sistem politik yang kompleks. Keputusan untuk mundur diambil dengan pertimbangan matang, mengingat kondisi dan dukungan yang ada.
Sebagai calon yang memiliki pengalaman dan rekam jejak yang baik, Sulaiman Kohar dan Hendri Juniansyah tetap memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi positif bagi perkembangan daerah. Keputusan ini juga menjadi pelajaran berharga bagi mereka dan semua pihak yang terlibat dalam proses politik lokal, tentang pentingnya dukungan, komunikasi, dan strategi yang matang dalam menghadapi tantangan politik. ***