Palembang, OborNusantara.com – Kabar menggembirakan datang dari Sumatera Selatan (Sumsel). Provinsi yang dikenal dengan pempeknya ini berambisi menjadi produsen beras terbesar di Indonesia, menggeser posisi Sulawesi Selatan. Caranya? Bukan dengan sihir, melainkan dengan strategi jitu: perluasan lahan sawah rawa.
Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, mengungkapkan rencana ambisius ini usai pertemuan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bersama Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik (BPS). “Kita punya potensi 300 ribu hektare rawa. Tahap pertama, kita kembangkan 50 ribu hektare,” tegas Elen.
Pengembangan sawah rawa bukanlah sekadar wacana. Sumsel sudah melangkah, namun perluasan yang lebih besar dan terorganisir menjadi kunci. Elen menekankan pentingnya keterlibatan korporasi, bukan hanya petani perorangan.
“Dengan korporasi, pengembangan bisa terintegrasi dari perencanaan, masa tanam, hingga pasca panen,” jelas Elen. Wilayah pesisir seperti OKI, Banyuasin, dan Ogan Ilir menjadi target utama pengembangan ini.
Sektor pertanian Sumsel memang punya keistimewaan. Saat kemarau melanda, sawah rawa tetap bisa ditanami padi. Keunggulan ini membuat Sumsel mampu menekan kenaikan harga beras, bahkan saat musim kemarau.
“Beras kita melimpah, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menekan inflasi,” tambah Elen. Kerja sama dengan Bulog untuk penyaluran beras ke ASN Pemprov Sumsel juga menjadi bagian dari strategi ini.
Inflasi Turun, Tapi Kewaspadaan Tetap Tinggi
Meski inflasi Juli 2024 di Sumsel turun menjadi 1,87 persen secara tahunan (yoy), kewaspadaan tetap tinggi. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Muhammad Latif, mengingatkan bahwa inflasi tinggi bisa memicu naiknya tingkat kemiskinan.
“Inflasi Juli turun drastis, ini terbaik kedua se-Sumatera,” kata Latif. Namun, beras tetap menjadi penyumbang utama inflasi dari Januari hingga Juli 2024.
Direktur Statistik Distribusi BPS Pusat, Sarpono, menambahkan bahwa komoditas pilihan seperti beras, minyak goreng, gula, dan telur sering menjadi biang kerok inflasi, terutama di empat kota: Palembang, Lubuklinggau, OKI, dan Muara Enim.
“Kontrol harga komoditas strategis ini sangat penting untuk menekan laju inflasi,” tegas Sarpono.
Sumsel tak main-main dalam mewujudkan ambisinya menjadi lumbung padi nasional. Perluasan sawah rawa menjadi strategi andalan, tak hanya untuk meningkatkan produksi beras, tapi juga untuk mengendalikan inflasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, korporasi, dan petani, Sumsel siap menjadi contoh bagi daerah lain dalam mewujudkan ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi. ***