PALEMBANG, OBORNUSANTARA – Cuaca panas terik yang menyengat seolah tak mau beranjak dari Kota Palembang. Bahkan, berdasarkan data analisis Climate Central, Palembang masuk dalam daftar empat kota dengan suhu tertinggi di Asia Tenggara selama periode Juni hingga Agustus 2024.
Laporan Climate Central menyebutkan, Makassar menjadi kota terpanas dengan 88 hari panas, diikuti Sumedang (83 hari), serta Palembang dan Bandar Lampung yang masing-masing mengalami 81 hari panas. Kota kelima dalam daftar ini adalah Davao di Filipina, yang juga mengalami 83 hari panas.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Siswanto Fauzi, menjelaskan bahwa meskipun Sumatera Selatan, khususnya Palembang, telah melewati puncak musim kemarau, cuaca terik masih akan bertahan hingga akhir September 2024.
“Cuaca terik yang terjadi saat ini terjadi mulai pukul 11.00-15.00 WIB. Kondisi panas terik seperti ini akan terjadi hingga akhir September 2024 meski Palembang sudah melewati puncak musim kemarau,” ujarnya pada Jumat (20/9/2024).
Siswanto menjelaskan bahwa meskipun secara klimatologi wilayah Sumatera Selatan masih berada di musim kemarau pada bulan September, beberapa daerah termasuk Palembang telah diguyur hujan sporadis beberapa waktu lalu. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan cuaca berupa belokan angin yang melewati sekitar Sumatera Selatan.
Namun, memasuki Dasarian III September 2024, wilayah Sumatera Selatan termasuk Kota Palembang dan sekitarnya kembali akan merasakan cuaca yang cukup menyengat dan terik pada siang hari, terutama dari pukul 11.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
“Cuaca terik dari pukul 11.00 hingga pukul 15.00 WIB akan terjadi sampai 23 September 2024,” katanya.
Minimnya pertumbuhan awan menjadi penyebab utama suhu udara terasa panas, karena energi sinar matahari yang terpancar ke permukaan bumi langsung diterima tanpa ada penghalang.
Berdasarkan gerak semu matahari, saat ini posisi matahari sedang bergerak dari belahan bumi bagian utara menuju garis khatulistiwa. “Maka diperkirakan tanggal 23 September matahari tepat berada di garis khatulistiwa,” ungkap Siswanto.
Wilayah Sumatera Selatan sendiri berada di belahan bumi bagian selatan. Ketika matahari berada di belahan bumi selatan pada bulan Oktober, diharapkan Sumatera Selatan akan mulai mengalami peningkatan curah hujan, meskipun tidak secara serentak di seluruh wilayah.
Palembang dan beberapa kota lain di Indonesia tengah menghadapi cuaca panas terik yang cukup ekstrem. Meskipun puncak musim kemarau telah berlalu, kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir September 2024. Minimnya pertumbuhan awan menjadi penyebab utama suhu udara terasa panas. Namun, dengan pergerakan matahari menuju belahan bumi selatan, diharapkan curah hujan di wilayah Sumatera Selatan akan meningkat pada bulan Oktober mendatang. ***