Misteri Kematian Napi di Rutan Pakjo, Polisi Tegaskan Tak Ada Tanda Kekerasan, Keluarga Temukan Luka Memar

Misteri Kematian Napi di Rutan Pakjo, Polisi Tegaskan Tak Ada Tanda Kekerasan, Keluarga Temukan Luka Memar
Misteri Kematian Napi di Rutan Pakjo, Polisi Tegaskan Tak Ada Tanda Kekerasan, Keluarga Temukan Luka Memar
banner 468x60

Palembang, OborNusantara.com – Kematian Yogi Irawan (26), narapidana kasus narkoba di Rutan Kelas I Pakjo Palembang, menyisakan misteri. Meski polisi menegaskan Yogi meninggal karena sakit, keluarga menemukan luka memar di tubuh jenazah.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Harryo Sugihartono, memastikan bahwa Yogi meninggal dunia pada Jumat (2/8/2024) murni karena sakit. “Dari hasil visum, tidak ada memar akibat tindak pidana. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan (pada tubuhnya),” ujarnya pada Selasa (6/8/2024).

Bacaan Lainnya
banner 300250

Harryo menjelaskan, kesimpulan tersebut diambil berdasarkan pemeriksaan dokter dan keterangan saksi-saksi, termasuk teman-teman Yogi di Rutan. Warga Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin itu, memang telah mengeluh sakit sebelum akhirnya meninggal dunia.

“Yogi sudah pernah diperiksa tim kesehatan saat di lapas. Saat hari kejadian, dia drop dan dibawa ke RS Siti Khodijah, namun tak sempat diperiksa dan meninggal dunia,” imbuhnya.

Namun, pernyataan polisi ini bertolak belakang dengan temuan keluarga Yogi. Menurut penasihat hukum Yogi, Yuliana, keluarga baru menyadari adanya kejanggalan di tubuh Yogi setelah jenazah sampai di rumah duka.

“Menurut keterangan keluarga, mereka menemukan ada kejanggalan dalam tubuh Yogi setelah jenazah sampai di rumah duka. Ada luka memar di leher hingga tengkuk serta kakinya,” ujar Yuliana pada Minggu (4/8/2024).

Yuliana mengaku baru mendapat informasi kematian kliennya melalui telepon dari keluarga pada pagi hari kejadian. Ia pun langsung mengonfirmasi ke jaksa dan dibenarkan.

Yuliana tidak mengetahui pasti penyebab kematian kliennya tersebut. Namun, ia mengungkapkan bahwa Yogi memang memiliki keluhan sakit di kepala kiri saat sidang. “Saat sidang, memang terdakwa memiliki keluhan sakit di kepala. Dia mengaku bahwa itu bisul,” katanya.

Dengan adanya perbedaan keterangan antara polisi dan keluarga, misteri kematian Yogi Irawan masih belum terpecahkan. Apakah benar Yogi meninggal murni karena sakit, atau ada faktor lain yang menyebabkan kematiannya?

Publik menanti hasil penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran di balik kematian Yogi. Sementara itu, keluarga Yogi berharap agar kasus ini dapat diusut tuntas dan keadilan ditegakkan.

Kematian Yogi Irawan di Rutan Pakjo Palembang meninggalkan banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pernyataan polisi yang menyebut kematian karena sakit berbanding terbalik dengan temuan keluarga yang menemukan luka memar di tubuh jenazah.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pemasyarakatan. Publik berhak mengetahui kebenaran di balik kematian seorang narapidana, dan keluarga berhak mendapatkan keadilan.

Kita berharap pihak berwenang dapat mengusut tuntas kasus ini dan memberikan penjelasan yang memuaskan kepada publik. ***

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *